Perjalanan sejarah Bali
Bali pada masa berburu dan mengumpulkan makanan ( paleolithik )
Lokasi : Di sebuah hutan di Bali
Kronologi : Masa paleolit 3000tahun sebelu masehi
Cerita :
Pulau Bali sekitah 1 juta tahun yang lalu, diperkirakan telah dihuni oleh manusia purba ( homo erectus ) perkiraan ini didasarkan pada berbagai temuan alat paleolithikdi daerah Batur, Trunyan, dan Sembiran. terlihat pada diorama manusia purba sedang berburu babi hutan dengan kapak genggam dan memetik buah-buahan.
Pada masa ini perkembangan teknologi sudah semakin pesat. hal ini disebabkan karena manusia telah menumukan bijih-bijih logam serta teknis peleburannya untuk dibentuk menjadi bermacam-macam barang/benda ( gelang, anting-anting, dll ) salah satu hasilnya berupa Nekara perunggu yang sekarang berada di Pura Penataran Sasih, Pejeng, Kab. Gianyar. selain itu masyarakat sudah mengenal sistem penguburan mayat yang disimpan dalam sarkophagus.
STUPA DAN PRASASTI SUKAWANA, SAKA 700 ( 778 M)
RSI MARKANDEYA, ABAD KE 8
Dalam rangka membangun tempat-tempat suci, Rsi Markandeya ( pertapa dari Dieng, Jawa Tengah ) mengajarkan terlebih dahulu menanam “Pancadatu” yaitu lima macam logam ( emas, perak, besi, tembaga, dan kuningan ) kemudian disertai upacara buta yadnya sebagai sarana untuk keselamatan. kemudian tempat tersebut di beri nama Besukih atau Besukian yang artinya tempat suci, dan sekarang menjadi Pura Besakih. tanpak pada diorama Rsi Markandeya sedang menyerahkan panca datu kepada pengiringnya. dan pada latar belakang terlihat kesibukan di Desa Taro Gianyar membangun Bale Agung.
Raja ini dari Dinasti Warmadewa memerintah tahun 914M. membuat tugu kemenangan ( Jayastamba ) di Desa Blanjong, Sanur. dalam prasasti Blanjong disebutkan kemenangan Sri Kesariwarmadewa dalam menghadapi musuh-musuhnya di daerah gurun dan sawul.
Sri Mahendradata adalah puteri raja Makuta Wangsa Wardana, Raja Jawa Timur, menikah dengan pangeran dari Bali dan memerintah Bali. beliau bergelar Sri Ratu Gunapriya Dharmapatmi dan suaminya bergelar Sri Dharmodayana Warmadewa. pada masa ini kehidupan ketatanegaraan dan keagamaan berjalan dengan baik, terutama setelah kedatangan seorang pendeta dari Jawa bernama Empu Kuturan.
kedatangan Empu Kuturan di Bali menata dan menyempurnakan kehidupan keagamaan dan kemasyarakatan diantaranya di bidang adat-istiadat. Pada diorama tanpak Bale Agung, Meru, dan Mrajapati sebagai simbul dari pura Desa, pura Puseh dan pura Dalem. ketiga pura ini disebut Pura Khayangan Tiga.
maaf, untuk baigian Rsi Markandeya, bisa tolong berikan penjelasan lebih detail? saya sedang mengerjakan tugas kuliah mengenai Beliau, jadi saya mohon bantuannya.
di atas dikatakan tempat tersebut sekarang bernama Pura Besakih, tapi kenapa latar belakang dari gambar tersebut dikatakan ada di Taro?