Pengecoran beton
Bila kita membeli beton readymix, pada saat beton mentah keluar dari truck mixer / molen, sebaiknya dilakukan test slump terlebih dahulu untuk melihat apakah beton memiliki workability / mudah untuk dituang dan diratakan dalam cetakan bekisting / formwork. Tidak terlalu encer juga tidak terlalu alot. Test slump dilakukan dengan menuang beton mentah ke dalam cetakan besi berbentuk kerucut terpancung (kira-kira tinggi 40cm). Beton dimasukkan kemudian ditusuk-tusuk agar beton rata dan padat. Kemudian setelah penuh, cetakan kerucut diangkat perlahan-lahan, beton akan runtuh sebagian, ketinggian runtuh itu yang disebut nilai slump. Nilai rata-rata yang baik kira-kira sekitar 10 – 15 cm.
Pada saat menuang beton, tinggi jatuh beton tidak boleh lebih dari 1.5m, hal ini agar tidak terjadi segregasi atau pemisahan partikel dengan berat jenis lebih berat (kerikil) yang jatuh lebih dahulu dengan partikel pasir dan semen yang lebih ringan. Hal ini menyebabkan kekuatan beton jauh berkurang. Apabila memang susah terjangkau, dapat digunakan tremi atau pipa untuk menyalurkan beton
Beton sudah selesai dicor, tapi pekerjaan belum selesai. Hal yang harus dilakukan adalah proses perawatan / curing beton. Proses ini diperlukan untuk menjaga suhu beton agar tidak terlalu drastis berubah dan menghindari penguapan yang terlalu cepat dan berlebihan. Beton mentah menimbulkan panas karena reaksi semen dengan air. Proses curing ini bisa dilakukan dengan menyiram dan merendam dengan air, dijaga agar permukaan selalu basah. Bisa juga dilakukan dengan menaruh korung goni basah di atas pelat beton yang baru di cor agar penguapan yang terjadi lebih kecil, siram air lagi bila karung goni mulai kering. Boleh juga menggunakan bahan kimia yang disebu curing compound, pengaplikasian jangka waktu nya ditetapkan dalam spesifikasi produk.